Sabtu, 16 April 2011

Untukmu Ratuku

Ratuku..
Ingin kuluahkan apa yang ingin kuluahkan
Tentang kebimbanganku ini
Tatkala melihat bunga-bunga berguguran dipetik tangan-tangan ganas

Ratuku..
Kebimbanganku ini masih menebal
Bila kudengar dengungan kumbang yang coba menyedot madumu
Walau tanpa relamu

Ratuku..
Kebimbanganku bertambah lagi
Bila kumelihat bunga yang tak segan silu
Melampiaskan kecantikannya ketika sedang mekar
Melupakan kuntuman yang sebelum ini melindunginya

Ratuku..
Aku masih terpinga-pinga
Masih wujudkah lagi ratu idaman hatiku
Karena apa yang aku lihat
Hari ini makin banyak bunga gugur bagai tibanya musim luruh

Ratuku..
Bukanlah kuberharap kau segigih Siti Hawa yang berlari-lari antara Safa dan Marwa
Bukan juga sesetia Ainul Mardhiyah menanti kekasih di pintu surga

Ratuku..
Akuilah hakikat yang tersurat
Engkau bukan Siti Khadijah maupun Siti Fatimah
Engkau bukan A’ishah bukan juga Rabi’atul Adawiyyah
Wanita suci terpuji
Karena aku tak layak berharap sedemikian rupa
Cukuplah sekadar kau coba mencontohi bunga-bunga itu
Kembang mekar mewangi
Sehingga harumnya melewati pintu-pintu surga
Jangan kau risau ratuku
Kadangkala musim silih berganti
Sehingga bunga tak dapat berkembang lagi
Tapi itu hanya ujian untukmu

Ratuku..
Esok musim bunga pasti akan tiba
Dan kau akan mampu berkembang lagi
Cuma yang kuharap kau jaga kelopakmu
Jangan sampai tangan-tangan kasar memetikmu lagi
Jangan goda kumbang-kumbang ganas menghisap madumu
Jangan biarkan gagak-gagak hitam itu merasakan serimu
Karena kau ratu idaman kalbu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar