Selasa, 19 April 2011

Titik Balik Kehidupan

Gadis kecil itu kini telah beranjak remaja. Ia buka lembaran-lembaran kusam masa lalunya.

Seorang bayi mungil berjenis kelamin perempuan telah terlahir ke dunia. Isak tangis yang membawa kebahagian kepada kedua orangtua serta sanak saudaranya.

Bayi itu telah tumbuh berkembang layaknya benih yang berubah menjadi kecambah. Ia pun sudah bisa berjalan. Namun, ada keganjalan, bayi yang berumur 2 tahun belum bisa berbicara. Hal ini yang membuat kedua orangtuanya gelisah.

Suatu hari, si bayi memanggil sebuah nama “mama”. Ya, mama adalah orang pertama yang ia panggil. Betapa bahagianya keluarga si bayi itu saat mendengar kata yang keluar dari mulutnya.

Kecambah pun kembali tumbuh, lebih besar dari sebelumnya. Bayi mungil telah menginjak bangku sekolah taman kanak-kanak, tak semungil dulu lagi. Di taman kanak-kanak ABA, ia aktif mengikuti beragam kegiatan, dari belajar pada umumnya, lomba-lomba, sampai siaran di radio kanak-kanak.

Setelah bangku nol besar ia lalui, ia melanjutkan ke bangku dasar. Di bangku SD, tak jauh berbeda dengan di TK dahulu, ia tetap aktif di beragam kegiatan sekolah. Di situ pula, ia mendapat tropi juara pengetahuan umum tingkat kecamatan untuk pertama kalinya. Meskipun hanya tingkat kecamatan, ia cukup senang dengan hasil perjuangannya.

Tiba saat yang mendebarkan, ujian nasional menanti. Alhamdulillah, ia berhasil melewatinya dengan predikat rangking 1, membawa nama baik sekolahnya.
Lanjut smp di mana? Sebelum pelaksanaan ujian, ia sudah berencana melanjutkan ke espero. Puji syukur Alhamdulillah, ia diterima.

Di sana, ia merasakan kepahitan dalam hidupnya. Masalah selalu datang bertubi-tubi tanpa penyelesaian.

Begitu kejamnya dunia. Kalimat itu yang kerapkali muncul di pikiran gadis itu.

Sampai saat yang ia tunggu-tunggu, ia bertekad untuk berubah di SMA nanti. Benar, entah kenapa, setelah ia diterima di sekolah dambaannya, ia ingin berhijab. Bisa jadi itu adalah hidayah langsung dari Sang Pencipta.

Bersama dengan salah seorang teman kenalan dari smp yang sama, mereka pun mulai belajar mendalami agama. Dan itulah asal muasal titik balik sang gadis kecil.
Di kelas X, gadis kecil yang telah remaja itu, mengikuti ekskul kerohanian bersama temannya yang kini menjadi teman baiknya. Berbekal tangan hampa, tanpa ilmu apapun, dengan berani dan penuh harapan mereka mengikuti test masuk rohis. Alhamdulillah yang sangat luar biasa, mereka dinyatakan ‘diterima’.

Dari sanalah sang gadis yang dahulu terpuruk menjadi bangkit, bersama teman-teman seperjuangan menegakkan kembali panji-panji Islam. Banyak pelajaran yang ia dapat dan Insya’Allah ia akan amalkan sampai akhir hayat nanti. Ia pun bertekad kuat belajar, belajar, belajar dan belajar agar terus lebih baik, karena masih banyak tantangan yang menghadang.

Perjalanan masih panjang. Gadis itu baru berada pada posisi pohon yang muda, yang kelak akan menjadi pohon yang berbuah (amien..). Ibarat dari telur, ulat, kepompong, dan akan berubah menjadi kupu-kupu yang indah.

Taukah kau, siapakah gadis kecil yang telah beranjak remaja itu? Ia adalah AKU. Aku dengan segala kekurangan dan kesalahanku, bertekad bulat, terus berjuang, menempa diriku, agar aku tahan banting menghadapi segala macam tantangan hidupku.

Terimakasih yang tak terkira untuk Tuhanku ALLAH SWT, kedua orangtua yang selalu mendukungku, teman-teman rohis smansa, teman-teman baikku, mentorku, serta semua yang telah menjadikanku berubah. Bersama kalian, muslim sejati ada di depan mata. Ayo kita gapai, mimpi jadikan kenyataan!!! Karena aku yakin, KITA PASTI BISA..!! semangka.. ( kata2 semangatku) \(^_^)/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar