Minggu, 12 Januari 2014

Amanah Besar Intra Kampus vs Extra Kampus

Ketika kita sudah menapaki lika-liku kehidupan yang banyak, kita akan mendapat banyak pula pengalaman hidup.
Ketika kita sudah belajar mengenai banyak hal, meski kita merasa kurang, kita akan mendapat amanah yang besar.

Amanah..
Layaknya sifat Rasulullah yang berarti dapat dipercaya.
Namun, dalam konteks kali ini amanah yang dimaksud semacam tugas, suatu tanggung jawab dari seseorang yang mempercayai kita.

Bercerita mengenai amanah yang besar, kali ini pengalaman saya yang akan dipilih untuk mengemban amanah itu. Amanah yang menurut saya tak sanggup saya jalankan nantinya, yg mana pada akhirnya saya tidak menerimanya.

Di saat mendengar kabar yang membuat heboh banyak orang itu, rasanya kayak ketiban duren berpuluh2 kilo. Emang sih duren enak, tapi kalo ketumpukan duren yang buaanyaaak dan gede pasti gak enak lah.

Alasan kenapa aku menolaknya adalah..... (sett dah songong banget yak, ampun ampuuun)
aku ngerasa gak pantes aja, ngerasa belum bisa memberikan yang terbaik, belum bisa mengayomi. Daaaan.. selama ini aku udah capek banget jadi kaum yang tertindas kerja paling wow (Astaghfirullah.. kok malah gini sih, tobat dev tobat)

Antara senang dan sedih sih emang. Ya banyak senangnya sih haha
Jadi bisa mengekspose ke dunia luar, dunia di mana aku bebas bersuka cita dengan pekerjaanku (duh egois banget sih kamu dev -_-)

Sesuai dengan planningku di tahun 2014 ini, aku pengen aktif nulis di Joglo Pos, syukur2 bisa tembus ke koran Semarang. Gak cuma itu, aku juga punya cita2 besar yang menurutku butuh waktu lama dan uang yang banyak. Devi harus berjuang untuk cita2 itu juga di samping harus aktif di organisasi kampus. Selain itu, aku juga harus mengembangkan keilmiahan, maksudnya ya rajin belajar juga, bikin bangga orangtua.

Banyak alasan yang mendasariku menolak amanah besar itu. Aku merasa banyak pula amanah2 besar di luar sana. Hal yang paling penting bagiku, dakwah bisa dimana aja. Gak harus dalam sebuah organisasi, tapi juga dunia luar yang lebih gede. Prinsipku, di mana pun aku, aku pengen bisa bermanfaat di banyak tempat dan kapan aja. Aku gak suka fokus di 1 tempat. Menurutku aku bisa stres kalo cuma fokus di salah satu tanpa ngembangin yang lain.

Semuanya balik lagi ke cita-cita semula.

Ulat kecil yang berubah jadi kupu-kupu nan indah. Kupu-kupu dengan warnanya yang cantik terbang kesana kesini membuat banyak orang suka dengannya.
Jika di suatu populasi kupu-kupu, banyak sekali kupu-kupu yang kita temukan. Sementara di lain tempat sangat jarang ditemukan kupu-kupu. Kenapa tidak salah satu kupu-kupu terbang ke lain tempat memberikan pesona warnanya kepada siapa saja yang menemuinya? Jauh lebih berwarna bukan?



Ibarat kupu-kupu itu lah yang mendasariku untuk menolak amanah besar intra kampus, melainkan mengambil porsi di dunia luar yang jauh membutuhkan keberadaanku. Dunia yang bagiku lebih menantang. Dunia di mana aku dilahirkan dan dibesarkan. Dunia yang menjadikanku menjadi Devi yang seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar